Wednesday, December 15, 2010

Nikah... di Mataku...


Bismillahirrahmanirrahiim..

sekedar memberi sedikit gambaran tentang pandangan ku terhadap pernikahan serta pernak perniknya...

bagaimana saya memandang pernikahan itu sendiri...

ada yang pernah berkata padaku " saya takut menikah, belum sanggup, belum sanggup dengan ini, dengan itu, dan sebagainya, dan lain-lain, dan semua-semuanya..."

ada juga yang pernah bilang "menikah jangan melihat yang baik-baiknya saja, senang-senangnya saja, tapi lihat juga bahwa ternyata menikah memiliki sisi susah juga,,bahkan mungkin susahnya lebih banyak dari senangnya..."

ada pula yang pernah berkata "nikah itu berarti akan menambah tanggung jawab, tanggung jawab yang sangat besar, karena engkau mengambil tanggung jawab orang tuanya sebagai pembimbingnya, dan janjimu adalah janji kepada Allah..itulah mengapa pernikahan itu dikatakan sebagai 'miytsaqan ghaliyzha', perjanjian yang besar..."

dan ada yang pernah berkata "mank kamu dah dewasa?.. dah siap?.. gimana dengan pekerjaan?.. mau dikasih makan apa istrinya?.."


kepada yang pernah berkata demikian padaku, aku ucapkan banyak terima kasih... terima kasih atas bentuk perhatian kepadaku,, terima kasih karena atas dasar perkataan kalian lah aku banyak-banyak berfikir dan menimbang,, atas dasar perkataan kalian lah aku banyak-banyak bersiap dan bersiaga...

terima kasih...

ini mungkin sedikit dari buah pemikiranku setelah melihat kondisi pribadi, dan menjadikan perkataan anda semua sebagai bahan pemikiran...

AKU MEMUTUSKAN UNTUK MENIKAH!

jika yang menjadi penghalang adalah rezeki, maka kukatakan pada diriku bahwa 'Allah menjaminnya, tenang saja...' sesuai dengan firman-Nya Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antaramu, dan orang-orang yang layak dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Alah Maha Luas lagi Maha Mengetahui. (QS An-Nur : 32), Rasulullah SAW juga pernah bersabda Ada tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah Swt: Seorang Mujahid di jalan Allah, Mukatab (budak yang membeli dirinya dari tuannya) yang mau melunasi pembayarannya, dan seorang yang kawin karena mau menjauhkan diri dari yang haram”.

jika yang menjadi penghalang adalah kedewasaan, maka kukatakan pada diriku 'tenang saja, dewasa atau belum dewasa tak boleh jadi penghalang, karena dewasa butuh proses, dewasa itu pantas bagi orang yang memang ingin dewasa, layaknya syurga yang bisa diraih bagi yang ingin saja meraihnya... disinilah aku belajar tentang kedewasaan, coz i'm learning, by doing...' 

jika yang menjadi penghalang adalah rasa susah dalam pernikahan, maka kukatakan pada diriku bahwa 'susah senang itu tergantung dari siapa yang menjalani dan bagaimana sikap kita menjalani sesuatu...semua ada ilmunya...tak ada permasalahan yang tidak dapat diselesaikan, tak ada kesulitan kecuali ada 2 kemudahan yang akan mengapitnya... dalam surah al-insyirah Allah swt. berfirman  yang artinya "Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. bersama kesulitan ada kemudahan.."... memang dalam pernikahan tidak hanya senang2 saja, baik2 saja, tapi juga ada susahnya, namun susah itu tidak untuk dibiarkan, karena tugas kita sebagai makhluk hidup adalah mengubah kesulitan menjadi kemudahan, mengubah kesedihan menjadi kebahagiaan,, bukankah sebaik2 kita adalah yang paling bermanfaat bagi makhluk lain? dan bukankah hakikat kebermanfaatan adalah memudahkan sesuatu yang sulit? bukankah hakikat kebermanfaatan itu adalah mengubah tangis menjadi senyum bahagia?...
yang diperlukan hanyalah kesiapsediaan menghadapi itu, dan ilmu adalah bekal untuk menghadapi semua itu, semoga Allah senantiasa mencurahkan ilmu-Nya kepadaku...
dan yang kufikir, adalah sebuah kesalahan menurutku apabila menjadikan kesulitan sebagai penghalang untuk melangkah... sebagai penghalang dalam menggapai ridho-Nya, menyempurnakan sebagian dari agama-Nya...

dan jika yang menjadi penghalang adalah karena pernikahan merupakan perjanjian yg besar antara aku dan Allah, dan merupakan amanah yang sangat besar dari-Nya, maka aku akan berfikir seperti ini"jika nanti - insya Allah - pernikahan ini terlaksana, berarti aku dan Allah telah melakukan perjanjian yang besar, Allah telah memberikan sebuah amanah yang sangat besar kepadaku, dan saya yakin Allah swt tidak akan memberi amanah bagi orang yang tidak sanggup memikulnya.. artinya, Allah saja sebagai Rabb yang paling tahu urusan makhluknya percaya padaku, mengapa aku tidak?.."

wallahu 'alam...

Bismillah... bi'idznillah... ya Allah, mudahkan segalanya... kuatkan... berkahi... beri yang terbaik... aamiin...

By : Mamad Kusnadi a.k.a @mad_nadi

No comments:

Post a Comment