Saturday, May 8, 2010

Makhluk Bertasbih Allah

Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Assalaamu ‘alaykum Warahmatullohi Wabarokaatuh

Alhamdulillaahi Robbil ‘alamiin... segala puja dan puji hanya milik Allah SWT, yg hingga saat ini masih mnitipkan nikmat2-Nya kpada kita semua utk dimaksimalkan dalam krja2 mnuju surga-Nya...
Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada Qudwah kita Nabi Muhammad SAW, Sahabat, Tabi’in, tabi’ut tabi’in, serta sluruh Umat Muslim yg insya Allah istiqomah di Jalan-Nya...

Saudaraku skalian... Kejayaan Islam perlahan-lahan pasti akan datang, hal ini tentunya membutuhkan banyak kerja2 besar yang akan menyokongnya untuk segera terwujud... kerja-kerja besar tidak mungkin ada jika kita bergerak sendiri, tidak mungkin ada jika kita masih tenang dalam nikmat kesholehan pribadi kita... kalau kata Ali bin Abi Thalib ra., “kekeruhan dalam berjama’ah jauh lebih baik dari kejernihan dalam kesendirian”...

Allah SWT dalam kitab-Nya surah An-Nur ayat 41 berfirman : “Tidakkah engkau (Muhammad) tahu bahwa kepada Allah-lah bertasbih apa yang di langit dan di bumi, dan juga burung yang mengembangkan sayapnya. Masing-masing sungguh telah mengetahui (cara) berdoa dan bertasbih. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”

Allah SWT, kita yakini bahwa tidak mungkin sembarang memasukkan makhluk-Nya ke dalam kisah-kisah kitab-Nya, Allah SWT pasti mempunyai maksud tertentu mengapa Dia memasukkan Burung yang mengembangkan sayapnya Ke dalam kitab suci-Nya itu... dan ternyata memang ada beberapa pelajaran yang dapat kita ambil dari burung yang mengembangkan sayapnya itu...

Yang pertama, burung (yg merupakan makhluk Allah) tau apa tujuan mereka hadir di dunia ini, yakni untuk bertasbih (beribadah) kepada Allah SWT, dan tau bagaimana bentuk tasbih (ibadah) nya kepada Allah SWT. Tentunya, kitapun sebagai manusia harus tau tujuan hidup kita, dan bagaimana kita beribadah..
Yang kedua, ternyata burung-burung pun dalam menjalankan perannya harus bekerja secara berjama’ah,, buktinya dapat kita lihat di negeri 4 musim, disaat musim gugur mereka terbang bersama-sama ke arah Selatan untuk menghindari musim dingin.. maka, kitapun dituntut untuk bertindak secara berjama’ah dalam rangka beribadah kepada Allah SWT..


Yang ketiga, pada saat mereka terbang (yang artinya pada saat menjalankan perannya sebagai makhluk bertasbih Allah) mereka membentuk formasi yang berbentuk “V”,, artinya dalam menjalankan peran kita sebagai hamba Allah, kitapun dituntut untuk membentuk suatu formasi/jama’ah..
Yang keempat, mengapa mereka membentuk formasi “V”? ternyata, saat setiap burung mengepakkan sayapnya, hal itu memberikan "daya dukung” bagi burung yang terbang tepat di belakangnya. Ini terjadi karena burung yang terbang di belakang tidak perlu bersusah-payah untuk menembus dinding udara di depannya. Dengan terbang dalam formasi "V", seluruh kawanan dapat menempuh jarak terbang 71% lebih jauh daripada kalau setiap burung terbang sendirian. Nah, itu dia alasan penting mengapa kita musti berjama’ah, karena orang-orang yang bergerak dalam arah dan tujuan yang sama serta saling membagi dalam komunitas mereka, dapat mencapai tujuan mereka dengan lebih cepat dan lebih mudah. Ini terjadi karena mereka menjalaninya dengan saling mendorong dan mendukung satu dengan yang lain. Tentunya kita ingin kejayaan Islam yang kita dambakan kehadirannya hadir lebih cepat..


Yang kelima, dalam formasi “V”, kalau seekor burung terbang keluar dari formasi rombongan, ia akan merasa berat dan sulit untuk terbang sendirian. Maka, dengan cepat ia akan kembali ke dalam formasi untuk mengambil keuntungan dari daya dukung yang diberikan burung di depannya. Kalau kita memiliki cukup logika umum seperti seekor burung, kita akan tinggal dalam formasi dengan mereka yang berjalan di depan. Kita akan mau menerima bantuan dan memberikan bantuan kepada yang lainnya. Karena lebih sulit untuk melakukan sesuatu seorang diri daripada melakukannya bersama-sama.


Yang keenam, ketika burung pemimpin yang terbang di depan menjadi lelah, ia terbang memutar ke belakang formasi, dan burung lain akan terbang menggantikan posisinya. Nah, disini kita belajar memahami bahwa dalam jama’ah, pasti pemimpin lah yang merasakan kerja paling sulit, dan pada saat pemimpin lelah, maka harus ada yang memang menggantikan posisinya. Karena tidak mungkin ada jama’ah tanpa seorang pemimpin...jadi, bersiaplah wahai jundi untuk menjadi qiyadhah!


Yang ketujuh, burung-burung yang terbang dalam formasi ini mengeluarkan suara riuh rendah dari belakang untuk memberikan semangat kepada burung yang terbang di depan sehingga kecepatan terbang dapat dijaga. Aha...!! Dalam jama’ah, kita harus memastikan bahwa suara kita akan memberikan kekuatan. Dalam kelompok yang saling menguatkan, hasil yang dicapai menjadi lebih besar. Kekuatan yang mendukung (berdiri dalam satu hati atau nilai-nilai utama dan saling menguatkan) adalah kualitas suara yang kita cari. Kita harus memastikan bahwa suara kita akan menguatkan dan bukan melemahkan.


Yang kedelapan, ketika seekor burung menjadi sakit, terluka, atau ditembak jatuh, dua burung lain akan ikut keluar dari formasi bersama burung tersebut dan mengikutinya terbang turun untuk membantu dan melindungi. Mereka tinggal dengan burung yang jatuh itu sampai ia mati atau dapat terbang lagi. Setelah itu mereka akan terbang dengan kekuatan mereka sendiri atau dengan membentuk formasi lain untuk mengejar rombongan mereka. Saudaraku, kalau kita punya perasaan, setidaknya seperti seekor burung, kita akan tinggal bersama sahabat dan sesama kita dalam saat-saat sulit mereka, sama seperti ketika segalanya baik.


Subhanallah...

“Dan sesungguhnya Kami telah menjelaskan berulang-ulang kepada manusia dalam Al-Qur’an ini dengan bermacam-macam perumpamaan. Tetapi manusia adalah memang yang paling banyak membantah” (QS.18:54).

“...Adapun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu kebenaran dari Tuhan. Tetapi mereka yang kafir berkata, ‘Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini?’ Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang dibiarkan-Nya sesat, dan dengan itu banyak (pula) orang yang diberi-Nya petunjuk. Tetapi tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu selain orang-orang fasik” (QS.2:26).

“...Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berfikir” (QS.59:21).


Saudaraku skalian... ibarat batu bata dalam sebuah bangunan peradaban, kita tidak semestinya menjadi batu bata yang rapuh yang kemudian hanya akan memberi kontribusi dalam keruntuhan bangunan peradaban yang kita idamkan... tetapi jadilah batu bata terkuat yang dapat bertahan hingga bangunan kokoh kejayaan umat Islam tegak!

Olehnya itu saudaraku, bekerja secara berjama’ah merupakan suatu hal yang sangat penting, bahkan diwajibkan bagi umat Islam...

Smoga dapat menjadi pelajaran dan renungan bagi diri, dan kita semua...

Wassalaamu ‘alaykum warahmatullahi wabarokaatuh...





by Mamad Kusnadi a.k.a @mad_nadi

No comments:

Post a Comment