Dari jauh... terlihat seorang tukang servis "kompor minyak tanah" keliling yang nampak lelah mengayuh sepeda kumbangnya yang sudah reot... peluh bercucuran membasahi kening lelaki yang terlihat sudah tidak muda itu, nafas terengah-engah setelah seharian berkeliling menantang terik matahari yang tak dapat diajak kompromi meskipun dalam keadaan menahan haus karena berpuasa... dalam hatinya ia dapat berkata "semoga ini menjadi bukti kecintaanku terhadap Allah, dan sebagai bukti tanggung jawabku akan kehidupan keluargaku..."... dengan semangat itu ia terus mengayuh sepedanya berkeliling di area kumuh memasuki lorong-lorong yang terlihat rawan...
senja mulai menyapa, namun ia baru mendapat beberapa pelanggan yang mau mereparasi kompornya... penghasilan yang ia dapat pada hari itu tidak cukup untuk membeli bahan makan untuk istri beserta 1 anaknya yang sudah beberapa hari ini hanya dapat menggunakan makanan berbuka sebagai makan sahurnya... meski dalam kondisi seperti itu, mereka sekeluarga masih tetap bersabar dan bertahan menjalankan perintah agama... mereka menganggap hal itu sudah biasa karena mereka sering mengalami hal yang sama di luar bulan ramadhan...
azan maghrib berkumandang, memecah lamunnya, merusak keluh kesahnya yang sedari tadi berkelabat dalam fikirannya, ia mengucap hamdalah karena sudah waktunya berbuka...
ia singgah di masjid terdekat kemudian mengambil air wudhu setelah sebelumnya menggunakan air kran (untuk wudhu tsb) sebagai minuman berbuka puasanya, sebagai pelepas dahaganya... ia berulang kali mengucap syukur atas nikmat berbuka yang Allah karuniakan hanya kepada orang-orang yang berpuasa...kembali ia teringat kepada keluarganya di rumah yang sedang menunggunya, namun ia cukup tenang mengingat masih ada uang cukup yang saat ini dipegang istrinya untuk berbuka pada hari ini...ia hanya memikirkan uang untuk berbuka keesokan harinya...
usai shalat, ia pun kembali mengayuh sepedanya menuju rumah idamannya, rumah kecil beralas tikar kasar namun baginya serasa surga... ia rindu akan istri dan anak-anaknya yang lucu dan menyejukkan pandangan di rumah... ia berkata lirih, "rumahku...surgaku...aku datang..."... interaksi sejenak dengan Tuhannya dalam shalat itu kembali menambah semangat hidupnya dan semangatnya untuk berjihad mencari nafkah untuk keluarganya...
sesampai di rumah, ia disambut oleh senyum manis istrinya dan dekap rindu sang buah hati... "inilah surgaku, dan kitalah penghuninya" kembali ia berucap dalam hati...
...di malam hari ia ke masjid guna melaksanakan shalat isya & tarwih secara berjama'ah bersama seluruh keluarga surgawinya...
di sela-sela ceramah tarwih dan shalat tarwih, dari jauh ia memandang beberapa anak bermain bersama-sama, akan tetapi, tidak dengan Ikhsan, anaknya, anak itu tidak ikut bermain bersama teman-temannya, Ikhsan hanya duduk di tangga masjid berlantai 2 itu, termenung sambil memandang temannya yang saling memamerkan pakaian barunya mengingat idul fitri akan datang beberapa hari lagi...
sepulang di rumah, Ikhsan tetap saja duduk termenung di tepi tempat tidurnya, Ikhsan menyadari keadaan orang tuanya yang saat ini sangat susah, sehingga ia tidak mau memberitahukan hal ini kepada ayahnya... disisi lain, sang ayah juga menyadari keadaan anaknya yang begitu berhasrat memiliki pakaian baru guna menyambut hari yang fitri itu...dalam hati ia meminta maaf karena tidak dapat membahagiakannya seperti orang lain membahagiakan anak-anaknya...
keesokan hari dalam perjalanan pulang setelah seharian mengais rezeki ia beristirahat sejenak di depan sebuah toko baju yang sedang ramainya didatangi para pengunjung... lama ia melihat dan memperhatikan para pengunjung toko itu, ia melihat sebuah fenomena kaum muslimin menjelang perginya bulan ramadhan dan datangnya bulan syawal, ia melihat begitu banyak kaum muslim yang berbondong-bondong menuju pusat pertokoan dan mulai meninggalkan masjid-masjid... sungguh fenomena yang memilukan baginya...
kemudian ia kembali mengingat keluarganya dan membayangkan diri beserta keluarganya menjadi salah satu diantara pengunjung toko tersebut, begitu bahagia istri dan anaknya Ikhsan memilih-milih pakaian yang mereka suka, senyum kebahagiaan terpancar di wajah mereka...
AZAN berkumandang dan kembali memecah khayalnya, ia bersyukur atas waktu berbuka, ia merogoh sakunya, mengeluarkan hasil jerih payahnya hari ini dan hanya terlihat uang 20rb dan beberapa uang seribuan, kemudian sambil meneteskan air matanya ia kembali bergumam "maafkan ayah, ayah tak mampu membahagiakanmu kali ini..."
AKU MENCINTAIMU AYAH!!
By Mamad Kusnadi a.k.a @mad_nadi
No comments:
Post a Comment