Hampir setiap hari kita menonton berita korupsi di TV. Selain itu hampir disetiap urusan kita juga akan berhadapan dengan orang-orang yang terlibat dengan korupsi. Seakan-akan korupsi sudah merajalela, korupsi sudah tidak bisa kita hindari, dan seolah-oleh negeri ini sudah menjadi sarang korupsi.
Jika diberi kesempatan, komentar-komentar pedas dan bahkan skeptis sering muncul dari masyarakat baik melalui SMS yang ditujukan ke layar kaca, email, dan demo. Komentar-komentar ini menggambarkan sikap masyarakat terhadap korupsi ini. Bagaimana kebencian mereka terhadap berbagai kecurangan yang merugikan mereka. Namun, apakah komentar skeptis itu akan menyelesaikan masalah?
Bukannya menyelesaikan masalah, komentar skeptis seringkali mengeneralisasi keadaaan. Saat banyak anggota DPR yang korupsi, mereka mengatakan semuanya maling, betulkah? Sikap skeptis adalah sikap negatif, yang bisa menular kepada orang lain. Sikap ini akan menghambat tindakan karena dengan sikap skeptis akan membuat masalah nampak tidak ada penyelesaiannya.
Sekali lagi, kita sebagai orang beriman akan mengembalikan semua penilaian kita bersandarkan Al Quran dan Hadits. Apa sikap dan tindakan yang perlu kita hadapi dalam masalah ini? Jika kita mau membuka serta menelaahnya, insya Allah kita akan menemukan petunjuk bagi kita untuk bersikap dan bertindak terhadap masalah ini.
Salah satunya ialah, bahwa ternyata kondisi yang menyedihkan ini ialah memberikan peluang kepada kita untuk menjadi umat yang terbaik.
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.
(QS Ali Imran:110)
No comments:
Post a Comment