“Eh, gimana kabarnya Jihan??” tanyaku pada Fia…
Jihan… itulah nama yang selalu kugunakan sebagai salah satu cara agar aku selalu dapat bercengkerama denganmu, agar waktu-waktu bersamamu selalu ada dan ada… Agar aku selalu dapat menikmati senyum-senyummu, tawa hangatmu, dan tingkah manjamu yang begitu menyejukkan…
Entah darimana rasa cinta ini berawal, akupun tak begitu tau, yang kutau hanya, bahwa aku sangat mendambakanmu, sungguh…
Ingin kuungkapkan melalui lisan ini, namun lidah ini kelu saat bertemu denganmu dan jantung ini terasa berdegup begitu cepat ketika kupaksakan mulut ini untuk mengungkapkannya, dan akhirnya aku tak bisa
dan sampai kapanpun ‘mungkin’ aku takkan bisa…
Aku hanya bisa mengungkapkannya dalam bentuk yang abstrak, dalam bentuk perhatian dan dalam bentuk yang sejenis lainnya, aku tau bahwa ini adalah cara yang pasti sangat sulit agar engkau sadar akan rasaku, namun, hanya itulah mampuku, hanya itulah yang dapat ku persembahkan sebagai rasa cintaku padamu…